Tanpa Promo, Lagu Last Child Diunduh 300 Ribu Kali
Jakarta - Di awal kariernya pada 2006 silam, band Last Child melakukan promosi sendiri. Tanpa tim profesional ternyata lagu Last Child diunduh sebanyak 300 ribu kali. Wow!
"Itu lagu 'Diary Depresiku'. Awalnya cuma taruh di Facebook terus kita kasih link download. Setelah dapat kode RBT tahu-tahu dapat duit dari provider dan dibilang lagu kita 300 ribu download," ujar sang bassis Dimas kepada detikHOT.
Tak hanya menyebar lagu lewat internet, para personel Last Child juga bergerilya untuk membagikan via ponselnya. Dulu mereka masih pakai bluetooth untuk memberikan lagunya secara gratisan.
Bahkan mereka juga mendekati para pengamen untuk mendengarkan lagunya. Ternyata hal itu berhasil. Meski nama mereka tidak dikenal, tapi lagu tersebut cukup "mengganggu" di telinga karena banyak yang memutarnya.
"Promo itu ternyata berhasil, walaupun efeknya nggak ada yang kenal Last Child. Tahunya lagunya doang. Muka kita apalagi. Dulu itu orang nggak tahu wajah kita," kisah sang gitaris Mamie.
Dari sukses promo bergerilya itu pula, Last Child dipinang label dan manajemen. Mereka mulai manggung di beberapa tempat membawakan lagu-lagunya. Last Friend (sebutan untuk fans Last Child) pun terkumpul dalam waktu singkat.
Begitu mulai muncul di televisi, Last Child cukup menuai banyak tanda tanya. Mereka band baru dengan massa yang tidak bisa dibilang sedikit. Ternyata semua benar-benar hasil kerja keras yang dibangun bertahun-tahun.
"Promo kita secara dunia maya itu efektif banget. Walaupun banyak pro kontra. Kita band indie makanya kita bergerak secara independen. Sampai sekarang pun masih begitu walau sudah banyak bantuan. Kita tetap ingin dekat dengan mereka. Dari situ kita merasa hidup," tutur sang vokalis Virgoun.
"Itu lagu 'Diary Depresiku'. Awalnya cuma taruh di Facebook terus kita kasih link download. Setelah dapat kode RBT tahu-tahu dapat duit dari provider dan dibilang lagu kita 300 ribu download," ujar sang bassis Dimas kepada detikHOT.
Tak hanya menyebar lagu lewat internet, para personel Last Child juga bergerilya untuk membagikan via ponselnya. Dulu mereka masih pakai bluetooth untuk memberikan lagunya secara gratisan.
Bahkan mereka juga mendekati para pengamen untuk mendengarkan lagunya. Ternyata hal itu berhasil. Meski nama mereka tidak dikenal, tapi lagu tersebut cukup "mengganggu" di telinga karena banyak yang memutarnya.
"Promo itu ternyata berhasil, walaupun efeknya nggak ada yang kenal Last Child. Tahunya lagunya doang. Muka kita apalagi. Dulu itu orang nggak tahu wajah kita," kisah sang gitaris Mamie.
Dari sukses promo bergerilya itu pula, Last Child dipinang label dan manajemen. Mereka mulai manggung di beberapa tempat membawakan lagu-lagunya. Last Friend (sebutan untuk fans Last Child) pun terkumpul dalam waktu singkat.
Begitu mulai muncul di televisi, Last Child cukup menuai banyak tanda tanya. Mereka band baru dengan massa yang tidak bisa dibilang sedikit. Ternyata semua benar-benar hasil kerja keras yang dibangun bertahun-tahun.
"Promo kita secara dunia maya itu efektif banget. Walaupun banyak pro kontra. Kita band indie makanya kita bergerak secara independen. Sampai sekarang pun masih begitu walau sudah banyak bantuan. Kita tetap ingin dekat dengan mereka. Dari situ kita merasa hidup," tutur sang vokalis Virgoun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar